LinksManagement.com

Sunday, August 4, 2013

latar belakang masalah

A.    Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan, perubahan apa? Tidak lain adalah perubahan pada kurikulum. Kurikulum adalah tolak ukur yang dibuat pemerintah untuk mengetahui hasil belajar dan peningkatan mutu serta standart pendidikan Indonesia yang sampai saat ini masih mengalami
permasalahan.
Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti.
Pendidikan merupakan hal yang harus selalu ditingkatkan kualitasnya. Lulusan yang diharapkan adalah lulusan yang mampu menghadapi dan menyesuaikan dengan era globalisasi yang inofatif dan kompetitif. Menurut Mahlk dan Grisay (1991, Team Modul FKIP Unmul 2008) pendidikan dikatakan bermutu apabila produk atau hasil dari pendidikan yang diselenggarakan (aspek kognitif, psikomotor dan afektif) sudah memenuhi standart yang ditetapkan dalam tujuan pendidikan dan hasil tersebut sudah sesuai dengan kondisi masyarakat dan lingkungan serta kebutuhan.
Banyak pihak yang mempertanyakan apa yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita? dari berbagai pengamatan dan analisis data ada banyak faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan yang bermakna, salah satunya yaitu pendekatan yang digunakan di dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi optimal bagi berlangsungnya pembelajaran. Selama ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan input-output analisis, yaitu pendekatan yang menganggap bahwa apabila input pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya dipenuhi maka mutu pendidikan secara otomatis akan terjadi. Dalam kenyataan mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi, mengapa? karena selama ini pendekatan terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan proses pendidikan padahal proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan.
Kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak guru yang menggunakan pendekatan tradisional dalam pembelajaran matematika sehingga siswa belum terarahkan untuk memahami sendiri konsep-konsep matematika yang sedang dipelajari. Pendekatan tradisional tersebut belum mampu mengembangkan kemampuan kognitif (penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) seperti yang digariskan dalam garis besar proses pembelajaran (GBPP). Dengan demikian siswa hanya cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika yang dipelajarinya tanpa memahami dengan benar. Akibatnya penguasaan terhadap konsep-konsep matematika siswa menjadi sangat kurang. Selain itu guru sebagai pemberi informasi cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas sehingga tidak terjadi hubungan timbal balik antar guru dan siswa yang berimplikasi terhadap kualitas pembelajaran dalam proses belajar mengajar matematika.
Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan di era globalisasi dan juga tuntutan Tujuan Pendidikan Nasional yang telah ditetapkan pemerintah maka pelaksanaan pembelajaran di sekolah juga harus ada peningkatan mutu baik guru / tenaga pendidik, siswa, sarana prasarana, maupun proses pembelajarannya. Dalam hal ini semua proses yang berjalan juga tidak lepas dari peran serta pemerintah, orang tua, guru dan peserta didik itu sendiri.
Penguasaan matematika sejak dini sangat erat kaitannya dengan bagaimana cara guru memilih dan menerapkan metode pembelajaran di sekolah khususnya di kelas. Menurut Suprijono ( 2009 : 55) berawal dari pendekatan kontruktivisme Piaget yang menyatakan peserta didik  mengonstruksi pengetahuan mentransformasikan, mengorganisasikan, dan mereorganisasikan  pengetahuan sebelumnya serta teori Vigotsky yang menekankan peserta didik mengonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang didapat siswa berasal dari pengontruksian pengetahuannya sendiri  yang didukung dengan interaksi sosial dengan orang lain sehingga dapat tercapainya penguasaan materi pelajaran secara maksimal khususnya dalam penguasaan materi pelajaran matematika.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMP Negeri 01 Jelimpo Kalimantan Barat, ketika siswa diberikan soal mentah tentang materi yang sudah dipelajari, siswa merasa takut, dan kurang bisa menyelesaikan soal dengan baik. Siswa malah merasa jenuh dengan soal yang diberi, tidak tahu alasannya, menurut peneliti hanya saja pada saat mengevaluasi, guru matematika kurang kreatif untuk memancing siswa dalam mengerjakan soal dan dalam pembelajaran masih terfokus pada guru yang hanya menjelaskan dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajarannya.
Hal ini harus ada perbaikan dalam pembelajaran apalagi saat hendak memberikan soal-soal evaluasi, untuk mengukur kemampuan siswa dan dalam pengambilan data yang maksimal. Maka peneliti mencoba untuk menggunakan metode bermain Sudoku, yang dimana metode ini akan digunakan pada saat akan memberikan soal dan contoh-contoh soal yang kreatif, serta guru mengajak siswa untuk berfikir dan menjawab secara bersama.
Metode bermain ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan aktivitas belajar siswa, karena dalam suasana bermain siswa dapat belajar tanpa rasa terbebani, dan guru juga dapat menyampaikan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan kurikulum dan silabus SMP kelas VII semester I terdapat materi yang akan peneliti gunakan untuk mengimplementasikan metode bermain sudoku ini yaitu operasi penjumlahan, pengurangan,  perkalian, dan pembagian pada bilangan bulat. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal-soal matematika siswa kelas VII SMP Negeri 01 Jelimpo Kalimantan Barat.

No comments:

Post a Comment

siap untuk komentarnya saudara